Senin, 06 Januari 2014

ANDROGINI STYLE




Androgini adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pembagian peran yang sama dalam karakter maskulin dan feminin pada saat yang bersamaan. Istilah ini berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu ανήρ (anér, yang berarti laki-laki) dan γυνή (guné, yang berarti perempuan) yang dapat merujuk kepada salah satu dari dua konsep terkait tentang gender. Artinya pencampuran dari ciri-ciri maskulin dan feminin, baik dalam pengertian fesyen, atau keseimbangan antara "anima dan animus" dalam teori psikoanalitis.

Androgini berasal dari dua kata Yunani, namun kata ini muncul pertama kali sebagai sebuah kata majemuk dalam Yudaisme Rabinik (lih. mis. Kejadian Rabba 8.1; Imamat Rabba 14.1), kemungkinan sekali sebagai alternatif untuk penggunaan istilah hermafrodit yang berkaitan dengan budaya kafir-Yunani.
Online Etymology Dictionary menunjukkan bahwa kata ini pertama kali muncul dalam bahasa Inggris pada 1552, meskipun kadang-kadang kata ini (keliru) diklaim diciptakan oleh Prof. Sandra Bem, yang menolong memopulerkan konsepnya.

Seorang androgini dalam arti identitas gender, adalah orang yang tidak dapat sepenuhnya cocok dengan peranan gender maskulin dan feminin yang tipikal dalam masyarakatnya. Mereka juga sering menggunakan istilah ambigender untuk menggambarkan diri mereka. Banyak androgini yang menggambarkan dirinya secara mental "di antara" laki-laki dan perempuan, atau sama sekali tidak bergender. Mereka dapat menggolongkan diri mereka sebagai orang yang tidak bergender, a-gender, antar-gender, bigender, atau yang gendernya mengalir (genderfluid).


Pemaknaan androgini sebagai sebuah gaya, bukan gaya hidup, hadir pada dekadeterakhir abad ke-20.
Sebelumnya, konsep androgini selalu dikaitkandengan bentuk hermafrodit atau transseksual pemakainya. Padaberbagai kebudayaan kuno, konsep ini hadir untuk menyatakanpenyatuan antara dua karakter yang berlawanan, dua elemen yangmenentukan keseimbangan dunia, dalam satu tubuh.Adaptasi elemen-elemen busana laki-laki pada busana perempuandengan tujuan untuk menyatakan kebebasan sebenarnya berakarpada pemahaman tradisional yang bersifat patriarki. Dalam sistempatriarki, kaum lelaki memiliki tanggung jawab yang lebih luasuntuk melindungi dengan didasarkan pada kekhususan-kekhususanyang bersifat fisik. Pada akhirnya, tanggung jawab ini memberikaum lelaki otoritas atau kekuasaan untuk mengatur serta terlibatdalam ranah publik. Sementara itu, perempuan sebagai pihak yangsemula dilindungi dengan tujuan untuk melindungi anak-anak,dipersempit perannya sebagai pihak yang pasif dan karenanyadibatasi untuk hanya berperan dalam sektor domestik.Pada masyarakat seperti ini, tentunya nilai-nilai dari pihak yangberkuasa, dalam hal ini nilai-nilai maskulinitas dari kaum lelaki,menjadi nilai ideal yang membuatnya dianggap memiliki derajatlebih tinggi ketimbang anggota masyarakat yang lain. Dalamkonsep gaya hidup dikenal teori mengenai keterkaitan antaramodal dan posisi. Jika maskulinitas bisa dianggap sebagai modalsimbolik yang menentukan kekuasaannya dan kedudukannya yanglebih tinggi, maka
 pengadopsian unsur-unsur yang lekat dengan maskulinitasoleh
counter hegemonic,
dalam hal ini pihak feminine, dianggap dapatmendekatkan diri pada kelas tersebut.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Androgini
http://www.scribd.com/doc/111181668/ANDROGINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar